Palangka Raya – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar anjangsana ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Panti Asuhan di Kota Palangka Raya dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pemprov Kalteng dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia.
Anjangsana adalah kunjungan sillahturahmi secara kekeluargaan yang merupakan perpaduan HAM, Hukum, dan Etika serta didasari keikhlasan dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Dengan bersendi kepada HAM, Supremasi Hukum, maupun Etika Moral maka anjangsana dilaksanakan dalam 10 (sepuluh) rombongan di 10 (sepuluh) lokasi secara serentak di Kota Palangka Raya. Rombongan terdiri dari ASN, TNI, POLRI, Instansi Vertikal, BUMN, BUMD dan Perusahaan Swasta.
Disperkimtan Provinsi Kalteng termasuk dalam rombongan VIII, dimana rombongan tersebut dipimpin oleh Dr. Suriansyah Murhaini Wakil Rektor IV Bidang Umum dan Keuangan Universias Palangka Raya (UPR) yang mendapat tugas untuk anjangsana ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Maria Ines di jalan Rajawali Km.8 Palangka Raya. Pada kegiatan tersebut rombongan VIII memberikan bingkisan kepada anak-anak binaan LKSA Maria Ines Palangka Raya (7/8).
Adapun pendamping rombongan VIII terdiri atas Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Prov. Kalteng, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov. Kalteng, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Prov. Kalteng, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Prov. Kalteng, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Prov. Kalteng, Rektor IAHN Palangka Raya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, Pimpinan PT. Wira Megah Toyota Profitamas Palangka Raya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Palangka Raya, Pimpinan Hotel Neo Palma Palangka Raya dan Lurah Bukit Tunggal.
Sr. Wigbertha Gapi, MC Ketua LKSA Maria Ines Palangka Raya menyampaikan saat ini total ada 25 orang putri yang menjadi anak binaan LKSA Maria Ines Palangka Raya. “Saya mewakili anak-anak dan para pengasuh mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan, semoga dapat bermanfaat dan menjadi ajang silaturahmi antar sesama,” ujarnya. Suster Bertha menjelaskan rata-rata anak-anak berasal dari ketidakberdayaan ekonomi yang membuat banyak pasangan tidak sanggup membiayai kehidupan anak-anaknya. Kematian orang tua muda di daerah pedalaman, sehingga banyak anak yang masih dalam usia kanak-kanak harus kehilangan satu atau kedua orang tuanya. Juga terjadi karena anak-anak terlantar ketika salah satu orang tuanya menikah kembali. Masalah adanya pernikahan dini (belum saatnya) dan kekerasan dalam keluarga. (NVRN/MIF)
Operator Komputer | Reptile Enthusiast | Content Creator di @omkisbung | Pemerhati Teknologi dan Sains